..sambungan.. part 1 Kitab Usul At-Tahqiq
Fardhu Syahadah terbahagi kepada 2 perkara :
Kata setengah Ulama';
Maka nyatalah segala pengetahuan orang yang sesat itu yang menyangka-nyangka ia pada 'itiqadnya Allah Ta'ala itu bertempat atau berupa atau boleh menyamakan Dia dengan sesuatu disangkakannya benar-benar DIRINYA itulah ALLAH TA'ALA. Maka 'itiqad ilmu orang itu salah; yang lemah, besar menjadi kafir.(Na'uzubillah..)
Maka adalah yang nyata kepada segala orang yang berakal itu tanda bekas Qudrat dan Iradat Allah Ta'ala jua yang nyata; yakni bekas tanda Kuasa Allah dan KehendakNya juga yang nyata. Bukan langit dan bumi sahaja yang Allah Ta'ala suruh tilik, bahkan pada diri kita ini pun disuruh tilik sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran :
Yakni pada kejadian diri kamu ini mengapakah maka tiada kamu membicarakan. Dan lagi firman Allah Ta'ala:
Ertinya: " Lagi akan Kami perlihatkan akan segala tanda Kami taraf alam ini dan pada diri mereka itu hingga nyatalah bagi mereka itu bahawasanya
Fardhu Syahadah terbahagi kepada 2 perkara :
- Melafazkan Dua Kalimah Syahadah itu dengan lidah pada sekali seumur hidupnya.
- Menyungguhkan maknanya didalam hati sentiasa selama hidupnya; harus jangan berkata putusan selagi ia berakal.
Hendaklah kita bersungguh-sungguh memahamkan makna Dua Kalimah Syahadah itu dan untuk memahaminya perlulah terlebih dahulu mengetahui segala Sifat yang WAJIB bagi Allah Ta'ala dan para Rasul-Nya serta segala Sifat yang MUSTAHIL pada keduanya dan segala yang HARUS pada keduanya itu.
Oleh yang sedemikian wajiblah segala orang yang akhil baligh, laki-laki dan perempuan, merdeka atau hamba sahaya dan sebagainya mengenal segala Sifat yang wajib, yang mustahil dan yang harus pada Allah Ta'ala serta segala Rasul Allah itu sebagaimana sabda Nabi saw.: ' Awaluddin Ma'rifatullah ';
Ertinya : " Pertama-tama Agama itu mengenal Allah ."
Yakni mengenal segala yang wajib, yang mustahil dan yang harus bagi Zat dan Sifat Allah Ta'ala. Bukannya mengenal kepada diri Zat Allah dan ketentuan daerahNya dan tempatNya dan rupaNya, mustahil demikian itu dan adalah ditegah oleh Allah Ta'ala seperti firmanNya dalam Al-Quran Surah 'Ali Imran ayat ke 30 ;
Ertinya : " Pertama-tama Agama itu mengenal Allah ."
Yakni mengenal segala yang wajib, yang mustahil dan yang harus bagi Zat dan Sifat Allah Ta'ala. Bukannya mengenal kepada diri Zat Allah dan ketentuan daerahNya dan tempatNya dan rupaNya, mustahil demikian itu dan adalah ditegah oleh Allah Ta'ala seperti firmanNya dalam Al-Quran Surah 'Ali Imran ayat ke 30 ;
Ertinya: "..telah dipertakuti Allah akan kamu pada mendapatkan kepada ZatNya itu.."
Dan firmanNya dalam Surah Al-An'aam, ayat ke 103 ;
Ertinya: "..Tiada mendapat akan Dia segala penglihatannya dan DiaNya yang boleh mendapat akan segala penglihatanNya. "
Dan firmanNya dalam Surah Al-An'aam, ayat ke 103 ;
Ertinya: "..Tiada mendapat akan Dia segala penglihatannya dan DiaNya yang boleh mendapat akan segala penglihatanNya. "
Dan sabda Nabi saw:
Ertinya: "..Maha Suci Tuhanku, tiadalah ku kenal Tuhanku akan sebenar-benar pengenal kami akan Tuhan ku.."
Dan kata Saidina Abu Bakar;
Ertinya: "..Lemah pendapat daripada yang mendapat akan yang didapat, itulah pendapat."
Kata setengah Ulama';
Ertinya: " Tiap-tiap barang yang tersangka-sangka ia dengan segala sangka kamu itu dan kamu dapat akan dia dengan segala akal kamu itu, maka ia itu baharu jua seperti kamu."
Maka nyatalah segala pengetahuan orang yang sesat itu yang menyangka-nyangka ia pada 'itiqadnya Allah Ta'ala itu bertempat atau berupa atau boleh menyamakan Dia dengan sesuatu disangkakannya benar-benar DIRINYA itulah ALLAH TA'ALA. Maka 'itiqad ilmu orang itu salah; yang lemah, besar menjadi kafir.(Na'uzubillah..)
Maka hendaklah engkau fahamkan ia akan makna Kalimah Syahadah ini baik-baik dengan dalil Naqli iaitu dalil Al-Quran dan Hadis serta dalil Aqli' iaitu akal yang nurani pada mengambil nazar yang sahih pada menilik kejadian 7 petala langit dan 7 petala bumi.
Siapa yang menjadikan dianya itu? Bolehkah ia jadi dengan sendiri atau adakah ada orang lain yang boleh menjadikan dia atau tidak boleh menjadikan dia? Demikian juga tilik pula oleh mu pada kejadian diri kita ini seperti firman Allah Ta'ala :
Ertinya :"Katakanlah ya, Muhammad (kepada mereka) : ' Tilik oleh kamu semuanya apa-apa yang ada didalam tujuh petala langit dan bumi ".
Maka adalah yang nyata kepada segala orang yang berakal itu tanda bekas Qudrat dan Iradat Allah Ta'ala jua yang nyata; yakni bekas tanda Kuasa Allah dan KehendakNya juga yang nyata. Bukan langit dan bumi sahaja yang Allah Ta'ala suruh tilik, bahkan pada diri kita ini pun disuruh tilik sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran :
Ertinya: " Pada diri kamu itu, mengapakah tiada kamu tilik..? "
Yakni pada kejadian diri kamu ini mengapakah maka tiada kamu membicarakan. Dan lagi firman Allah Ta'ala:
Ertinya: " Lagi akan Kami perlihatkan akan segala tanda Kami taraf alam ini dan pada diri mereka itu hingga nyatalah bagi mereka itu bahawasanya
No comments:
Post a Comment